Permasalahan ada untuk membuat kita menjadi lebih bijak dan
dewasa. Besar kecilnya sebuah keadaan yang sering disebut problem pun
tergantung pada bagaimana perspektif seseorang saat melihatnya.
Tak ada permasalahan yang sebenarnya
tidak dapat diselesaikan. Cara paling nyata menuntaskan masalah adalah dengan
mengidentifikasinya untuk kemudian menentukan solusi yang tepat. Namun belum
semua orang berhasil melakukannya.
Penyelesaian masalah atau problem
solving memang memiliki teknik khusus agar berhasil dengan baik. Seseorang
harus memiliki kemampuan berpikir analitis (analytical thinking) dan
berpikir kreatif (creative thinking).
Secara garis besar, problem
solving terdiri atas dua langkah. Langkah pertama tentunya berkaitan
dengan problem itu sendiri dan yang kedua adalah bagaimana memecahkannya. Analytical thinking berkaitan
dengan pengidentifikasian masalah. Sedangkan creative thinking digunakan
dalam proses menentukan solusi permasalahan. Akan lebih baik lagi apabila dua
langkah tersebut diakhiri dengan evaluasi.
Analytical Thinking: 3 Hal yang Bisa
Dilakukan untuk Menganalisa Masalah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam proses analytical thinking ketika mengidentifikasikan masalah, yaitu:
1. Observe/
write facts
Ketika menemui masalah, tuliskan fakta-fakta terkait permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperjelas benang merah permasalahan. Daftar hal-hal yang terkait dengan permasalahan akan membantu Anda menemukan solusi yang paling tepat. Berlatihlah menuliskan apa yang Anda lihat atau pikirkan. Semakin banyak berlatih menuliskan permasalahan, Anda akan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan rapi.
Ketika menemui masalah, tuliskan fakta-fakta terkait permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperjelas benang merah permasalahan. Daftar hal-hal yang terkait dengan permasalahan akan membantu Anda menemukan solusi yang paling tepat. Berlatihlah menuliskan apa yang Anda lihat atau pikirkan. Semakin banyak berlatih menuliskan permasalahan, Anda akan lebih mudah menyelesaikan masalah dengan rapi.
2. Ambiguity
Perhatikan juga ambiguitas atau
sesuatu yang tidak terukur dari sebuah permasalahan. Untuk hal-hal seperti ini,
Anda perlu menerapkan sejumlah rencana solusi. Misalnya, tentu ada beberapa
faktor dari suatu permasalahan yang belum Anda ketahui secara pasti. Dengan
demikian Anda harus melakukan sejumlah perencanaan untuk mengatasi hal-hal yang
tak terduga atau belum diketahui secara pasti.
3. Compare
Dalam mengidentifikasi permasalahan,
Anda dapat menganalogikan suatu masalah dengan masalah lain. Anda juga dapat
menggunakan pengalaman sebagai referensi dalam menyelesaikan masalah. Dengan
demikian Anda sudah memiliki contoh atau gambaran bagaimana seluk-beluk masalah
yang dihadapi.
Temukan solusi!
Usai dengan analisa terhadap
permasalahan, langkah selanjutnya yang tentu dibutuhkan adalah menemukan solusi
dengan tepat. Di sinilah creative thinking dibutuhkan. Creative thinking
meliputi:
1. Draw every
solution
Temukan berbagai kemungkinan solusi.
Anda akan melihat bahwa setiap permasalahan memiliki sejumlah alternatif
solusi. Selanjutnya tinggal memilih salah satu atau perpaduan dari beberapa
solusi untuk menyelesaikan masalah.
2. Small testing
Tak ada salahnya melakukan uji coba.
Dari berbagai kemungkinan solusi yang ada, uji coba dilakukan untuk menemukan
solusi yang paling tepat. Dengan demikian, Anda juga dapat mempertimbangkan
risiko yang ditimbulkan dari sebuah solusi.
3. Consider
time, resources, and consequences.
Tak kalah penting, pertimbangkan
juga ketersediaan waktu, sumber daya, dan konsekuensi yang harus ditanggung.
Waktu yang luang atau sempit tentu berpengaruh pada optimal atau tidaknya
penyelesaian masalah. Begitu juga dengan ketersediaan sumber daya maupun
konsekuensi. Bisa jadi penyelesaian masalah justru menimbulkan permasalahan
baru karena kurangnya pertimbangan terhadap konsekuensi.
Kemampuan memecahkan masalah akan senantiasa
diperlukan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia kerja. Yang
diperlukan hanyalah berlatih untuk berpikir analitis dan kreatif. Hal tersebut
dapat dilatih dari kejadian yang dialami sehari-hari. Bergabung dalam sebuah
organisasi juga bisa menjadi salah satu pilihan tepat untuk berlatih melakukan
problem solving dalam konteks yang lebih luas.