Radityo Tranggono

   Suatu ketika,ada seekor tikus yang hidup dirumah seorang petani.ia adalah seekor tikus yang bahagia sebab mendapat cukup banyak makanan.Sungguh bagus punya tikus dirumah,karena itu artinya kita tidak memerlukan penyedot debu.biar sitikus saja yang memunguti remah-remah kecil dan mungil...,tapi itu kalo kita biasa melatih si tikus intuk mengambil remah-remah ditempat yang benar.hahahahaha..
  
   Masalahanya,petani pemilik rumah itu tak pernah menyukai tikus itu.Suatu hari,ketika tikus itu mengintip lewat retakkan tembok,ia melihat petani sedang membuka sebuah bungkusan.Saat ia melihat benda dalam bungkusan itu ia ketakutan.Petami itu ternyata membeli perangkap tikus..!
 
   Betapa gegernya tikus itu sampai-sampai ia langsung menemui sahabatnya,Si Ayam,dan berseru"Pak Tani membeli perangkap tikus! ini mengerikan! ini bencana! Namun si Ayam malah berkata "Bukan masalahku ,itu masalahmu tikus! pergi sana!
 
   Tikus itu tidak mendapat simpati dari Ayam,jadi ia pergi menamui sahabatnya yang lain, Tuan Kambing "Tuan Kambing,Tuan Kambing..!!Pak tani beli perangkap tikus,ini berita mengerikan,aku tak tak tahu apa aku bisa tidur nyenyak malam ini atau tidak..!!aku dalam bahaya!! .Tuan Kambing berkata"Gak ada urusannya denganku,,perangkap tikus tidak bisa menangkap kambing,,!!kamu lagi sial aja,sana pergi!!
 
   Tikus itu begitu kecewa dengan tuan kambing,lalu ia menemui sahabatnya yang lain yaitu Nyonya Sapi"Nyonya Sapi..!!tolong aku!!,,pak tani sudah membeli perangkap tikus,,aku paranoid sekarang..!!kamu tahu kan tikus larinya kesana kemari dan apapun diinjak.aku bisa menginjak perangkap itu dan terbunuh..!!,,Nyonya sapi berkata "Wah..wah..,,itu pasti karma dari kehidupanmu...!!Tapi sayangnya tak ada ursannya denganku.
 
   Tikus tak mendapat simpati dari satupun sahabatnya.Dengan muram ia pun pulang ke liangnya.Malam itu,Seekor ular masuk kerumah petani dan mengenai perangkap tikus itu.Ketika Isteri petani memeriksa apakah perangkap itu sudah menangkap tikus itu,ular itu mematuk isteri petani.Akibatnya isteri petani itu sakit berat,,karena beratnya sakit sang isteri,si petani berfikir "Apa yang bagus untuk sang isteri yang sakit?Ah..Sup ayam...!!"..Maka petani itu mengambil ayam dan memotongnya.dan si ayam kehilangan nyawa..isteri petani tak kunjung sembuh.Sanak Sudaranya berkunjung untuk memastikan apakah keluarganya baik-baik saja.karena banyak tamu berkunjung.dan petani tidak tahu apa yg harus ia suguhkan.akhirnya ia mengkap si Kambing dan memotongnya,,dan si Kambing kehilangan nyawanya.
 
   Sekalipun telah melakukan berbagai cara isteri petani malang pun akhirnya meninggal juga.karena isterinya meninggal pak tani pun memotong sapinya dan menjual dagingnya untuk biaya pemakaman isterinya yang malang.
 
   Pada akhirnya si Ayam si Kambing Dan si Sapi dijagal,,semua ini karena perangkap tikus,,Jadi itu bukan masalah si tikus,tapi masalah semuaya..
 
   Hikmahnya adalah,bahwa ketika kita dimintai pertolongan oleh orang jangan anggap bahwa hanyah sikorban yang mendapat resikonya,,tapi kita juga akan kena imbasnya sepeti apa yang terjadi kepada ayam.kambing,dan sapi..
 
   Itulah sababnya bahwa kita harus saling menolong satu sama lain.jangan hanya mementingkan diri sendiri karna itu akan akan membawa dampak buruk bagi kita.

   Jika kita belajar untuk saling bekerja sama,kita akan memiliki kehidupan spiritual yang menakjubkan ini,dan kita tidak akan merasa begitu kesepian lalu kita pun makin dekat dengan realitas bahwa kita semua ada dalam perahu ini bersama-sama. .

Sebuah bangkai bisa jadi tak akan pernah tercium selamanya… jika seseorang yang mencium baunya pura-pura tidak mencium, atau menyangkal sedang mencium bau bangkai.
Namun perasaan cinta bukanlah bangkai. Meski terselip dalam sebuah hubungan rumit bernama “pertemanan”, perasaan tetaplah perasaan. Saya orang yang percaya pada sebuah ungkapan…

Cewek dan cowok tidak pernah bisa menjadi best friend sepenuhnya.

Intensitas ketemu, ngobrol, dan saling terbuka mungkin saja perlahan, sedikit demi sedikit menumbuhkan benih-benih cinta, atau minimal suka. Dalam sebuah pertemanan seorang cowok dan cewek, bisa aja ada salah satu pihak yang sempat berpikir, “Dia baik banget. Mungkin gak sih aku suka sama dia? Apa mungkin kita jadian?”
“Kalau bukan suka? Kenapa aku cemburu kalo dia sama yang lain? Padahal kita cuma temen.”

Dan akhirnya pemikiran dan perasaan itu dibunuh dan dikubur dalam-dalam dengan batu nisan bertuliskan “atas nama pertemenan” tertancap di atasnya.

Dari contoh di atas, kadang saya berpikir pertemanan itu kejam. Sebuah pertemanan di antara dua manusia berbeda jenis kelamin, kemudian tumbuh rasa-rasa di dada. Apakah itu semua salah manusia? Bukankah cinta datang sendirinya tanpa diduga-duga?
Banyak orang yang rela membunuh rasanya sendiri hanya untuk menyelamatkan kedekatan dengan dia (dalam wujud teman) yang dipuja, dan untuk tetap bisa menjalani kebiasaan-kebiasaan bersamanya (meski dalam wujud teman).

Sederhananya, ada yang memilih memendam rasa hanya karena takut jadi jauh karena dia gak punya perasaan yang sama.

Miris, memang. Namun apa daya? Memang kadang rasa cinta yang tiba-tiba ada bisa menghancurkan jalinan pertemanan yang sudah dibangun sejak lama. Atau sebaliknya, status pertemanan yang ada membunuh sebuah cinta yang bersemi tiba-tiba.
“Nggak kok. saya sama best friend saya gak ada rasa apa-apa.”
Mungkin kamu bilang nggak. Mungkin dia bilang nggak juga pas ditanya.

Tetapi di dalam hati, gak ada yang pernah tau… bahkan diri kamu.

Lalu, siapakah yang berharap dalam hubungan pertemanan kamu dengannya? Dia, atau kamu?
Dan sampai kapan mau membohongi diri sendiri?
Pertanyaan terakhir dalam hidupmu adalah…

Apakah pertemanan dan kedekatan itu lebih berharga dari rasa cinta yang tercipta? Dan apa kamu tega membunuhnya?