serius yuuuckk. .saya mau memberikan kuliah umum tentang underwater welding (:p), semoga dapat bermanfaat buat temen-temen sekalian. .yg belum tau bisa jadi tau, yg sudah tau bisa saling berdiskusi satu sama lain. .
oke langsung saja kita simak.....
Teknologi
pengelasan (welding) sering sekali digunakan untuk memperbaiki kerusakan
yang terjadi pada badan kapal, bangunan lepas pantai serta konstruksi lainnya
yang terendam air. Pada pelaksanaannya, pengelasan di permukaan air masih
merupakan prioritas utama sedangkan pengelasan di bawah air adalah alternatif
lain yang dipilih bilamana tidak memungkinkan untuk dikerjakan di permukaan
air. Ada beberapa keuntungan yang didapat dari teknik pengelasan ini,
diantaranya adalah biaya yang relatif lebih murah dan persiapan yang dibutuhkan
jauh lebih singkat dibanding dengan teknik yang lain, namun ada hal-hal lain
yang mesti dipertimbangkan sebelum mengaplikasikannya.
Selama masa operasinya,
struktur lepas pantai akan membutuhkan beberapa intervensi bawah air untuk perawatan,
perbaikan atau perubahan, seperti:
1.Penguatan untuk resertifikasi
struktur yang telah habis desain life-nya.
2.Perbaikan karena kesalahan
desain.
3.Perbaikan karena kerusakan yang
disebabkan oleh:
* Kesalahan pada saat instalasi,
* Insiden, misalkan tertabrak kapal, badai,
* kejatuhan benda dari atas dek, dan sebagainya,
* keretakan pada sambungan karena keadaan lingkungan (ombak, angin).
4.Penambahan struktur karena
adanya perubahan operasi (pemasangan riser
clamp, caisson, dan sebagainya).
5.Pemasangan anode.
Untuk intervensi dari jenis-jenis tersebut, terdapat
beberapa teknik umum yang digunakan seperti:
1.Grinding out cracks
2.Clamps
3.Grout filling
4.Pengelasan hyperbaric
Pengelasan bawah air
Beberapa
pihak belum tertarik untuk menerapkan teknik pengelasan di bawah permukaan air.
hal ini terbukti bahwa hanya ada 50 kegiatan
pengelasan bawah air untuk perbaikan struktur lepas pantai yang dipublikasikan selama 40 tahun terakhir, itu juga dengan
sedikit informasi yang bersifat teknik. Pihak industri
masih tertarik untuk memakai pengelasan hyperbaric atau
pemasangan clamp meskipun butuh persiapan yang lebih rumit dan biaya yang lebih mahal.
Kendala pada underwater welding ini:
1. Terdapat weld defects yang hampir selalu menyertai
(porosity, lack of fusion, cracking)
yang memberatkan teknik pengelasan ini
untuk tujuan-tujuan perbaikan permanen. Pada perbaikan elemen yang dapat
dikatakan kurang penting, class sudah bisa menerimanya sebagai
permanen bersyarat yaitu bisa dianggap sebagai permanen asal dalam inspeksi
mendatang tidak ditemukan penurunan yang signifikan dari kualitas
pengelasan.
2.
Mengacu pada AWS D3.6:1999 yaitu Specification
for underwater welding, hasil terbaik yang bisa diperoleh dari teknik ini adalah
baru Class B. Hasil seperti ini hanya bisa diterima kalau tujuan pengelasan
hanya untuk aplikasi yang kurang penting/kritis dimana ductility yang
lebih rendah,porosity yang lebih banyak, discontinuities yang
relatif lebih banyak masih bisa diterima. Kalaupun pengelasan ini dipakai
biasanya hanya diaplikasikan untuk tujuan-tujuan yang sifatnya ‘fit for
purpose’ saja.
3. Tingginya resiko hydrogen
cracking di area HAZ terutama untuk material yang mempunyai kadar karbon equivalent lebih
tinggi dari 0.4%. Terutama di Laut Utara, struktur lepas pantainya biasa
menggunakan material ini.
4.Berdasarkan pengalaman yang ada
di industri, teknik pengelasan ini hanya dilakukan sampai kedalam yang tidak lebih dari
30 meter.
5. Kinerja proses shieldedmetal arc (SMA) dari
elektroda ferritic memburuk dengan bertambahnya kedalam.
Produsen elektroda komersial juga membatasai penggunaannya sampai kedalaman 100
meter saja.
6.Sifat hasil pengelasan juga memburuk dengan bertambahnya kedalaman,
teruatama ductility dantoughness (charpy impact).
7.Karena kontak langsung dengan
air, maka air di sekitar area pengelasan menjadi mendidih dan terionisasi menjadi gas
oksigen dan hidrogen. Sebagian gas ini melebur ke area HAZ tapi sebagian besar
lainnya akan mengalir ke udara. Bila aliran
ini tertahan, maka akan terjadi resiko ledakan yang biasanya membahayakan
penyelam.
Pemecahan Masalah dari Underwater Welding
Meskipun ada
beberapa kendala yang membuat pihak industri yang enggan untuk memakai
teknik pengelasan ini, sebenarnya terdapat beberapa usaha perbaikan yang
telah dilakukan, baik dalam teknik pengelasan maupun mutu elektrodanya, yaitu :
1.Hydrogen cracking dan hardness di
area HAZ bisa diminimalisasi atau dihindari dengan penerapan teknik multiple
temper bead (MTB). Konsep dari teknik ini adalah dengan mengontrol
rasio panas (heat input) diantara lapisan-lapisan bead pengelasan.
Pengontrolan panas ini, ukuran bead pada lapisan pengelasan pertama harus disesuaikan sehingga penetrasi
minimum ke material bisa didapat. Begitu juga untuk
lapisan yang kedua dan seterusnya. Terdapat tiga parameter yang mempengaruhi
kualitas pengelasan dalam penerapan MTB ini,
yaitu jarak antara temper bead, rentang waktu pengelasan, dan heat
input.
2.Teknik buttering juga bisa digunakan terutama untuk
material dengan CE lebih dari 0.4%.Elektroda butter yang
digunakan bisa elektroda yang punya oxidizing agent atau
elektroda thermit.
3.Pemakain elektroda dengan oxidizing agent. Agent ini
akan menyerap kembali gas hidrogen atau oksigen yang terserap di HAZ.
4. Pemakaian thermit elektroda
juga bisa digunakan. Elektroda jenis ini akan memproduksi panas yang tinggi dan pemberian
material las (weld metal) yang sedikit sehingga mengurangi kecepatan
pendinginan dari hasil pengelasan oleh suhu di
sekitarnya sehingga terjadi semacam proses post welding heat treatment.
5.Elektroda berbasis nikel bisa menahan hidrogen untuk tidak
berdifusi ke area HAZ. Sayangnya
hardness di
area HAZ masih tinggi dan kualitas pengelasan hanya baik untuk kedalaman sampai
10 meter.
Metode Pengelasan pada Pengelasan Bawah Air
Metode perbaikan
akan dibutuhkan seperti pengelasan bawah air (underwater welding). Dua
kategori utama pada teknik pengelasan di dalam air adalah pengelasan basah
(Wet Underwater welding) dan pengelasan kering (Dry Underwater
Welding).
Pengelasan Basah (Wet Underwater Welding)
Dimana proses pengelasan ini berlangsung dalam keadaan basah dalam arti bahwa elektrode maupun
benda berhubungan
langsung dengan air. Applikasi pengelasan sampai kedalaman 150 m. Metode
pengelasan memberikan hasil yang kurang
memuaskan, disamping memerlukan welder yang memiliki keahlian
menyelam yang tangguh dan memerlukan pakaian khusus
untuk selam, gelembung gas yang terjadi selama proses
pengelasan akan sangat mengganggu pengamatan welder tersebut.
Adapun proses pengelasan yang dipakai SMAW,
FCAW dan MIG.
Shielded metal arc welding (SMAW)
Shielded metal arc
welding (SMAW) adalah proses pengelasan dengan mencairkan material dasar yang menggunakan
panas dari listrik antara penutup metal (elektroda). SMAW merupakan pekerjaan
manual dengan peralatan meliputi power source, kabel elektroda, kabel kerja
(work cable), electrode holder, work clamp,
dan elektroda. Elektroda dan system kerja adalah bagian dari rangkaian listrik.
Flux cored arc welding (FCAW)
Flux cored arc
welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti tengah / pelindung inti
tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW dan SAW.
Sumber energi pengelasan yaitu dengan menggunakan
arus listrik AC atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau
rectifier. FCAW adalah salah satu jenis las
listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke dalam busur
listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.
Metal inert gas (MIG)
Metal inert gas (MIG) adalah juga las
busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda
dan bahan dasar, karena adanya arus listrik. Pengelasan MIG secara luas
digunakan setiap kali dibutuhkan peleburan/penyatuan logam dengan
kecepatan tinggi dan sedang.
Pengelasan Kering (Dry Underwater Welding)
Metode pengelasan
ini tidak berbeda dengan pengelasan pada udara terbuka. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan
suatu peralatan yang bertekanan tinggi yang biasa disebut dengan Dry
Hyperbaric Weld Chamber, dimana alat ini secara otomatis didesain kedap air
seperti layak desain kapal selam. Applikasi pengelasan
sampai kedalaman 150 m kebawah. Seorang welder /diver sebelum
menjalankan tugas ini tidak boleh langsung
terjun pada kedalaman yang dituju, tetapi harus menyesuaikan terlebih dahulu
step by step tekanan yang terjadi pada
kedalaman tertentu sampai dapat menyesuaikan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang dituju, otomatis untuk pengelasan 1 joint
bisa memakan waktu yang cukup lama.
untuk
bisa dapet kerjaan kaya gini, mesti punya berbagai sertifikasi, antara lain
dari AWS (America Welding Society) dan sangat penting juga untuk punya
sertifikasi menyelam.sekedar Info, Biaya kursus pendidikan pengelasan bawah air
selama dua bulan Rp 15 juta, tetapi bila ditambah kursus menyelam sampai
memiliki sertifikat menjadi Rp 18 juta. tapi,
jangan diliat biaya yang harus dikeluarkan sebab ahli las bawah air ini selalu
menjadi rebutan perusahaan yang biasanya bergerak dibidang perkapalan dan
pengeboran minyak di laut.
Dari tingkat kesulitan dan mahalnya
biaya kursus, sebanding dengan bayaran yg didapat. perjam ahli las bawah laut
dihargai 200US$. bayangkan kalo sehari kerja 8 jam, salary yg didapat sekitar
14 jtan. .
Semoga bermanfaat -_-
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.