Selasa, 25 September 2012 - 0 komentar

spesial buat mama ku. .i love you mom :D

Seperti sampah - sampah di penampungan akhir.
seperti kuman di kubangan - kubangan.
Seperti itulah kira - kira banyaknya dosaku terhadap pemilik rahim yang telah mengandungku selama sembilan bulan.

Mama
Ku biarkan amarahku meluap tanpa sadar telah mengukir indah luka di hatimu.
Ku abaikan sabarku tanpa peduli rasa sedihmu.
Ku utamakan emosiku, tak ingat bahwa ada bingkisan dosa untukku setelah itu.

Maaf..

Maka itu sekarang,
kuharuskan batinku untuk merenung.

Antara anak dan Ibu tidak selalu sepaham.
aku sering mengalami hal itu.
Tak terhindari emosi kalau sedang tidak sepaham.
aku berpikir bahwa mama tidak mengerti perasaanku.
aku berpikir bahwa mama tidak tahu apa yang baik untukku.
aku berpikir bahwa mama mengecewakan.
Lalu,
aku sadar bahwa aku yang tidak mengerti perasaannya.
aku yang tidak sadar bahwa mama paling tahu yang baik untuklu.
Dan..
aku yang mengecewakan..

Mama gak pernah mengantarkan aku ke sekolah,Tapi dia menggantinya.setiap hari bangun jam 4, untuk menyiapkan air panas untuk aku mandi, lalu masak untuk aku sarapan..

Mama kadang suka pergi seharian dan sulit dihubungi. Kadang aku kesal. Ketika dia pulang, aku protes. Namun dia menjawabnya dengan senyum antusias, "Mama seharian pergi cari - cari baju nih buat kamu sama adik. Coba liat suka gak?"

Mama manusia biasa. Tidak luput dari rasa murka. Tapi dia orang paling sabar yang pernah aku kenal. Saat aku marah - marah karena cuma masalah sepatu, dia tidak memarahi aku lalu membentak - bentak aku."mas, ini mama ambilkan makanan..makan dulu, seharian kamu belum makan"
Di saat itu dalam hati, aku menangis.
Karena sadar sudah meremukkan hatinya.
Mengikis - ngikis kesabarannya.
Dia balas dengan perhatiannya yang luar biasa..

Entah sekarang sudah berapa panjang catatan Malaikat tentang dosa aku terhadap Mama.
aku berharap semua itu bisa terhapuskan dengan sebuah kata maaf.
Walau tanpa meminta maaf, Ibu manapun dengan ikhlas memaafkan anaknya.
Cuma, alangkah lebih baiknya lagi kalau seorang pendosa seperti aku ini mengatakan maaf.
Namun, sampai sekarang kendalanya adalah; aku tidak tahu bagaimana membakar habis rasa malu untuk meminta maaf.

Kepada Mama,
ketidak-sempurnaanmu adalah kesempurnaan kasih sayang untuk ku.
Ketidak-ikhlasanmu adalah pantangan bagiku.
Maafkanlah anakmu yang sampai detik ini belum meminta maaf untuk kesalahan yang menggunung.
Hanya bisa menulis renungan disini.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.